Halaman

Selasa, 27 Maret 2012


Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. —Lukas 10:33
Salah satu hambatan utama untuk menunjukkan belas kasihan adalah ketika kita memberikan penilaian prematur tentang siapa yang layak menerima belas kasihan kita. Yesus menceritakan sebuah perumpamaan untuk menjawab pertanyaan: “Siapakah sesamaku manusia?” (Luk. 10:29). Atau, siapakah yang memenuhi syarat untuk layak menerima kebaikan kita?
Yesus menceritakan tentang seorang pria yang menempuh perjalanan di rute yang terkenal berbahaya dari Yerusalem menuju Yerikho. Di tengah jalan, ia diserang para penyamun dan dirampok hartanya, dipukuli, dan ditinggalkan dalam keadaan sekarat. Lalu, dua orang Yahudi (seorang imam dan seorang Lewi) melalui jalan itu, tetapi mereka hanya melewati pria yang sekarat itu dari seberang jalan, mungkin karena mereka takut tercemar. Namun, datang seorang Samaria melewati jalan itu dan menyatakan belas kasihannya yang tanpa syarat pada seorang asing yang terluka parah.
Yang mendengarkan ajaran Yesus itu mungkin terkejut karena orang Yahudi menganggap hina orang Samaria. Orang Samaria itu dapat saja membatasi atau menahan belas kasihannya karena pria yang sekarat itu adalah seorang Yahudi. Namun, ia tidak membatasi kebaikan hatinya hanya bagi mereka yang dipikirnya layak untuk menerimanya. Sebaliknya, ia melihat seorang manusia yang membutuhkan pertolongan dan memutuskan untuk memberikannya.
Apakah Anda membatasi kebaikan hati Anda hanya bagi mereka yang Anda anggap layak untuk menerimanya? Sebagai pengikut Yesus, temukanlah cara menunjukkan kebaikan pada semua orang, terutama bagi mereka yang kita anggap tidak layak menerimanya. —MLW
Berapa banyak jiwa yang ‘kan kusentuh hari ini?
Berapa banyak sesama yang ‘kan kutemui di sepanjang jalanku?
Aku dapat memberkati dan menolong banyak jiwa
Bila aku menjangkau mereka dengan sentuhan dari Kristus. 
—Jones

Kita sungguh mengasihi Kristus, jika kita dengan nyata mengasihi sesama kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar